Selasa, 10 Februari 2015

Keren, 3D Printer Mulai Mengubah Pandangan Dunia Pendidikan


Dunia Teknologi makin berkembang dan mengubah pandangan pendidikan di segala bidang ilmu, Philip Cotton – seorang founder web – pernah mengatakan, sekolah seharusnya adalah tempat pertama kalinya seseorang diperkenalkan 3D printing. Di Darwin High School design and technology, Peter Coulter sudah menerapkan teknologi 3D printing sebagai salah satu metode mengajarnya. Dia merasa, murid-muridnya mendapat efek bagus yang signifikan dari penerapan metode tersebut.
Siswa tidak diwajibkan mempelajari bagaimana menggunakan program CAD ​​(computer aided design) – salah satu program yang dibutuhkan untuk menghasilkan desain 3D yang hasilnya akan dicetak oleh printer 3D lainnya -. Pada perkembangan selanjutnya, program desain 3D berjalan pada iPad, dimana cara untuk menjalankan aplikasi tersebut dapat dipelajari dalam 30 detik, dan setelah siswa membuat desain 3D, siswa itu akan langsung bisa memindahkan file 3D yang sudah di-desain ke Printer 3D untuk selanjutnya dicetak. Keunggulan lain dari printer 3D adalah kemungkinan menghasilkan konsep yang cepat untuk kemudian langsung dilakukan pengujian produk. “Siswa telah merancang pisau cukur menggunakan Rhino dan kepala silet klip on / klip off, juga menggunakan kepala silet bic-razor dan desain kepala silet klip in / klip off, dan pada akhirnya, siswa memiliki kemampuan untuk menguji, mengevaluasi, mendesain ulang, membuat ulang, dan pengkajian ulang, hanya dalam waktu 2 x 2 jam pelajaran dalam 1 minggu, ataupun 1 x 4 jam pelajaran gdalam 1 minggu, dimana hal itu hanya mungkin bisa dilakukan karena kemampuan printer 3D yang sudah bisa menghasilkan prototipe dalam waktu yang cukup singkat.”

Pada kesempatan lain, ada juga wacana untuk pembuatan Fakultas Coulter, sebuah fakultas baru dengan konsep menggabungkan bahasa, bisnis IT dan desain/teknologi. Dilihat dari namanya tentu kita tahu Peter Coulter yang mencetuskan fakultas tersebut. “Saya ingin menciptakan sebuah ‘IKEA’ Model, di mana sekelompok orang, kelas, pembuatan desain objek dan pembuatan produk dengan menggunakan printer 3D. Kelompok lain, misalkan saja kelas bisnis, menangani pengambilan pesanan untuk produk, mencari tahu produk apa yang diinginkan, mengiklankan, membuatkan tagihan dan lain-lain. Kelompok ketiga, dalam hal ini kelas IT, bertugas membuat desain, mengembangkan dan mengelola situs web, sama seperti website IKEA.com, di mana Anda dapat berbelanja online,” ujar Peter Coulter.

Memang benar bahwa selama ini kita tidak pernah menjalankan 3 komponen terkait (bahasa, bisnis IT dan desain teknologi) untuk dijadikan 1 rangkaian komponen dalam waktu berbarengan. Apakah ide Peter Coulter bisa berjalan sesuai dengan yang dia harapkan? 1 hal yang pasti, 3D printer telah membawa dimensi baru dalam dunia pendidikan.

0 komentar

Posting Komentar